Suka Duka (Untung Rugi) Menjadi Driver ojek online Uber Motor

Keberadaan Ojek online di kota kota besar di indonesia, merupakan sebuah hal yang sudah tidak asing lagi. Meski dengan berbagai pro dan kontra serta lika liku yang menyertai keberadaan mereka, hadirnya mereka merupakan hal yang sulit dibendung. Saya sendiri, merupakan salah satu bagian dari orang orang tersebut. Di waktu waktu tertentu, di waktu luang, saya kerap kali berubah menjadi seorang ojek online. Uber Driver.

Seperti halnya saya, mungkin anda pun tertarik untuk mengetahui, seberapa besar penghasilan seorang ojek online, sehingga banyak orang berbondong-bondong bergabung menjadi seorang ojek atau taksi online. Tentu kita masih ingat bagaimana dahulu orang berbondong-bondong keluar dari pekerjaan mereka, ketika mereka mendengar bahwa menjadi ojek online menjanjikan penghasilan yang menjanjikan. Bahkan dengan gaji yang lebih besar dari orang orang kantoran. Apakah sekarang masih seperti itu?

Dari apa yang saya alami, menjadi seorang driver khususnya sebagai driver uber, penghasilan yang saya dapatkan bisa dibilang tidaklah terlalu besar. Jika kita berpikir bahwa dengan mendapatkan order (penumpang), seorang driver artinya sedang untung, sebab bisa mendapatkan uang. Saya bilang sih, tidak. Membawa penumpang, tidak selamanya membawa keuntungan, bukan hal yang jarang, kita sebagai driver justru malah merasa rugi. Meskipun demikian, secara umum, menjadi seorang driver uber  masih tetap menguntungkan.

Jika merujuk pada apa yang saya alami, juga apa rekan-rekan uber sampaikan dalam diskusi-diskusi singkat pada berbagai Grup. Ada beberapa kondisi dimana membawa seorang penumpang justru malah terasa rugi. Kondisi-kondisi tersebut antara lain :

Penumpang membayar Pas
Memang tidak ada yang salah dengan membayar pas, sebab kita sebagai seorang penumpang telah membayar apa yang ditunjukkan oleh aplikasi. Hanya saja, hal yang perlu dipertimbangkan adalah, semua hal tersebut di atur oleh sistem. dan sistem seringkali mengalami kesalahan (baik itu karena penumpang, driver, ataupun sistem itu sendiri). Sebagai sebuah sistem, uber terkadang menghitung dengan salah, sehingga membuat harga yang harus dibayar penumpang lebih murah dari yang seharusnya. Hal tersebut tentu saja membuat driver mengalami kerugian, sebab driver dibayar dengan sangat murah. Biaya yang seharusnya diperoleh seorang driver adalah Rp 1.250 per km untuk 12 km pertama, dan Rp 2.000 per km untuk jarak berikutnya. 

Kesalahan perhitungan ini umumnya terjadi karena driver menunjukkan rute yang salah (misal masuk tol), atau karena penumpang meminta rute yang lebih jauh (tidak mengikuti rute terdekat yang ditunjukkan aplikasi uber). Perubahan jarak yang terjadi (Rute yang memutar), seringkali membuat driver kurang nyaman, sebab perubahan jarak tersebut biasanya membuat waktu tempuh menjadi lebih lama dan menghabiskan lebih banyak bahan bakar. Sementara tarif yang ditunjukkan aplikasi seringkali tidak mengalami perubahan.

Penumpang Over Size 
Jika kurus adalah sebuah pilihan, maka saya bisa katakan bahwa mungkin tidak akan banyak orang yang memilih menjadi gemuk. Mungkin kita jahat karena menghakimi orang-orang yang kebetulan memiliki berat badan yang berlebih. Namun karena saya pikir artikel ini dibuat sebagai salah satu media belajar, maka kebenaran tetap harus diceritakan. Pada kasus ini, over size juga merujuk pada kasus penumpang lebih dari 1 orang.

Penumpang dengan berat badan berlebihan adalah salah satu kondisi yang merugikan seorang driver. Selain mengalami kesulitan dalam mengontrol kendaraan, pengereman yang kurang berfungsi, pijakan yang oleng, penumpang ini juga sangat berpotensi merusak kendaraan. Beberapa bagian yang paling sering rusak adalah shockbreaker dan Ban dalam (terutama karena rute yang melewati jalan berbatu dan berlubang). Saya sendiri belum pernah sampai harus ganti shockbreaker, namun saya pernah harus ganti ban dalam bahkan juga Ban luar karena membawa penumpang yang over size.
Contoh Penumpang Over SIze
Penumpang dengan oversize sebaiknya memahami bahwa mereka bisa saja membawa kerugian atau rasa kurang nyaman pada driver. Oleh sebab itu, penumpang dengan tipe ini sebaiknya menginformasikan kondisi tersebut sebelum penjemputan. Jika memungkinkan, buat kesepakatan bersama driver bahwa anda akan membayar dengan lebih tinggi dari yang tertear di aplikasi. Jika pada saat mengemudi, sepeda motor terasa kurang angin, jangan lupa ingatkan driver untuk mengisi angin terlebih dahulu. Sebab berkendara dengan Ban yang kempes akan membuat ban dalam menjadi lebih mudah rusak.

Penumpang dengan Kartu kredit
Saya sendiri tidak terlalu masalah dengan kartu kredit, selama penumpang berprilaku dengan sopan dan santun, sama sama memanusiakan manusia. Maka membayar dengan cash atau kartu kredit bukanlah sebuah masalah. Namun bagi sebagian driver, membayar dengan kartu kredit ternyata merupakan salah satu hal yang mereka pandang sebagai sesuatu yang merugikan. Saya pribadi juga memaklumi apa yang mereka rasakan. Sebab hasil kerja mereka hari itu, tidak langsung mereka dapatkan, tapi baru mereka peroleh minggu depan. Sementara Bahan bakar, dan uang dapur tidak bisa menunggu selama itu.

Uang cash juga sangat driver perlukan untuk berjaga-jaga jika terjadi berbagai kendala di jalan. Salah satu contoh nasib buruk yang pernah terjadi pada rekan driver adalah peristiwa beberapa minggu lalu, dimana dia harus mengantar seseorang dari jakarta ke bekasi di saat jam malam (menjelang subuh). Jarak yang cukup jauh menguras dompet untuk bahan bakar. Penumpang membayar dengan kartu kredit, tidak memberikan uang cash sedikitpun, sehingga di dompet hanya tersisa sedikit uang. Nasib buruk, beberapa ratus meter dari lokasi penurunan, sepeda motor driver mengalami kerusakan. Ban Bocor atau malah harus ganti ban. Dalam kondisi tersebut, Subuh-subuh, berada jauh di kota tetangga, tanpa uang cash yang cukup. Driver tersebut saya pikir benar-benar sedang bernasib buruk. Akhirnya dia harus menelfon keluarganya di jakarta ke bekasi hanya untuk mengantarkan uang.

Penumpang "Kurang Manusiawi"
Semua orang tahu bahwa driver adalah seorang manusia. Hanya saja, ternyata tidak semua orang melihat dengan cara yang sama. Driver ojek online sering kali dipandang dengan sebelah mata. Pemikiran tersebut kemudian membuat penumpang berlaku dengan seenaknya. Padahal sebagai seorang penumpang, sudah sepatutnya keduanya (driver dan penumpang), saling menjaga sikap dan menunjukkan sikap yang sopan dan santun. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih baik, sebab keduanya sama sama saling membutuhkan.

Teramat sangat banyak, kejadian dimana driver menemukan penumpang dengan sikap sikap yang kurang baik. Begitu juga sebaliknya, penumpang juga seringkali menemukan driver yang demikian. namun karena pada bagian ini kita hanya membahas penumpang, maka driver driver yang kurang baik tidak akan terlalu di bahas.

Beberapa sikap penumpang yang paling sering dijumpai, yang merupakan sikap-sikap yang kurang baik dari sisi driver misalnya : Penumpang meminta driver untuk cepat (buru buru) dalam melakukan penjemputan. Berkendara adalah pekerjaan yang berbahaya, dengan taruhan nyawa. Oleh sebab itu, kebanyakan driver tidak menyukai tipe penumpang dengan sikap tersebut. Sudah banyak peristiwa dimana driver jatuh, menabrak kucing / hewan lain, motor rusak karena lubang dan polisi tidur, dikarenakan berkendara dengan buru-buru. Kebanyakan Driver menyadari bahwa segala konsekuensi tersebut tidak akan ditanggung oleh penumpang jika sampai terjadi pada mereka. Oleh karena itu, kebanyakan driver akan langsung cancel atau berubah menunjukkan sikap yang kurang bersahabat ketika diminta untuk buru buru.

Selain kebiasaan untuk buru-buru, sikap lain yang tidak disukai oleh driver adalah berhenti di tengah perjalanan dan meminta driver menunggu lama  (Puluhan menit bahkan hingga lebih dari setengah jam).  Padahal driver juga punya keperluan dan hal yang harus dikejar.  Semua orang tahu bahwa waktu adalah uang. Hanya saja, Uber tidak akan mengganti atau membayar waktu yang driver berikan pada penumpang. Kemudian karena penumpang yang meminta driver menyediakan waktu tersebut, sudah selayaknya lah jika penumpang yang membayar untuk waktu yang driver buang. Tapi sayangnya, tidak semua penumpang paham.

Selain kedua hal tersebut, masih banyak sikap sikap buruk lain yang sering muncul pada diri penumpang. Tapi karena sikap sikap bisa dibedakan dengan jelas kategorinya (kategori sikap buruk), maka tampaknya saya tidak harus panjang lebar menjelaskannya. Sikap-sikap tersebut misalnya, kasar, marah-marah, tidak sopan, memukul, dan sikap sikap buruk lain.

Penutup
Banyaknya penumpang yang justru membawa kerugian pada driver, membuat driver senantiasa lebih berhati-hati dalam memilih penumpang. Salah satu indikator yang digunakan driver untuk membedakan penumpang yang membawa untung dan rugi adalah rating penumpang. rating atau bintang penumpang pada dasarnya memberikan gambaran tentang sikap penumpang yang akan dia bawa. Penumpang-penumpang dengan rating yang buruk biasanya akan lebih sulit memperoleh driver. Driver yang mereka dapat biasanya akan segera cancel order atau menunjukkan sikap yang kurang bersahabat.

Tampilan Penumpang Rating Buruk
Saya sendiri memiliki pengalaman yang sangat pahit bersama penumpang dengan rating yang buruk (Rating 3,59). Pengalaman tersebut bisa anda baca pada artikel : Pengalaman mengemudi bersama Penumpang Rating Buruk.

0 Response to "Suka Duka (Untung Rugi) Menjadi Driver ojek online Uber Motor"

Post a Comment