Sepeda motor baru tersebut sudah dilengkapi STNK tahunan atau dikenal sebagai Surat Ketetapan Pajak dan Selembar Surat keterangan yang menjelaskan bahwa STNK 5 Tahunan masih dalam proses Pembuatan (belum terbit). Selain Belum terbitnya STNK, saat itu juga sepeda motor yang saya miliki belum dilengkapi dengan Plat Nomor atau Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB). Hal ini terjadi karena pada tahun tersebut Kepolisian Republik Indonesia, khususnya di Indramayu sedang kesulitan dengan bahan-bahan dasar untuk pembuatan Plat Motor. Atau seperti itulah yang saya dengar dari dealer terkait.
Baca : Cara sederhana memindahkan bensin dari tangki motor baru
Sepeda motor baru yang saya miliki sering saya bawa pulang pergi Bandung-Indramayu, meskipun hanya dilengkapi dengan Surat Ketetapan Pajak, tanpa STNK dan Plat Nomor (hitam maupun putih). Hal tersebut saya lakukan karena keluarga saya memperoleh kabar dari salah seorang polisi di Indramayu (pembuat surat Keterangan STNK), bahwa dengan adanya surat keterangan tersebut sepeda motor yang saya miliki sudah boleh digunakan di jalan raya bahkan untuk ke luar Kota Indramayu. Namun, pada kenyataan nya, selalu ada suka duka terkait Tindakan langsung (Tilang).
Mencoba Memahami Hukum Membawa Motor Baru Tanpa TNKB (Plat Nomor)
Hal pertama yang saya coba cari tahu (di Internet) sebelum melakukan perjalanan pertama saya keluar kota Indramayu adalah mencari tahu terlebih dahulu, terkait hukum mengendarai sepeda motor baru tanpa STNK dan Plat Nomor. Meskipun pada akhirnya saya kesulitan menemukan fungsi dari surat keterangan STNK (surat jalan) di situs mana pun dan hanya memperoleh informasi-informasi dasar, sebagai berikut :
Ini sesuai dengan Pasal 288 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (“UULLAJ”) disebutkan bahwa:
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak dilengkapi dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5) huruf a dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”
Serta Pasal 280 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (“UULLAJ”) Bahwa :
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak dipasangi Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak dilengkapi dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (5) huruf a dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”
Serta Pasal 280 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (“UULLAJ”) Bahwa :
“Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak dipasangi Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”
Jika dilihat dari dasar hukum di atas, semua mengarah kepada satu kesimpulan bahwa seharusnya kita tidak diperkenankan menggunakan sepeda motor tanpa STNK dan TNKB. Namun mengingat, saat-saat itu adalah saat krisis bahan dasar pembuatan TNKB, maka saya pikir, surat Keterangan STNK adalah salah satu antisipasi dari penegak hukum agar sepeda motor baru bisa legal berada di jalan raya. Hal ini berarti, dasar hukum dari Surat Keterangan STNK memang tidak cukup kuat.
Berinteraksi dengan Berbagai Polisi Lalu Lintas
Tujuh bulan lama nya saya memiliki sepeda motor tanpa STNK dan TNKB (karena belum keluar). Sehingga selama tujuh bulan itulah, SIM, Surat Ketetapan Pajak dan Surat keterangan STNK menjadi tiket saya agar bisa menggunakan sepeda motor baru ke jalan raya. Selama kurun waktu tersebut, saya cukup sering berinteraksi dengan petugas kepolisian karena TNKB resmi yang belum kunjung selesai meski setelah berbulan-bulan. Berikut adalah beberapa peristiwa bersama petugas lalu lintas terkait TNKB yang belum terpasang :
Pertemuan Pertama - Bandung
Status : Aman (Peneguran)
Sekitar bulan Agustus tahun 2014 saat perjalanan menuju ke kota Bandung (dari Indramayu). Saya di hentikan oleh seorang petugas kepolisian yang kebetulan berada di sekitar lapangan gazibu. Beliau menghentikan saya karena melihat sepeda motor yang saya gunakan tidak dilengkapi TNKB pada bagian belakang maupun depan. Meminta saya menunjukan surat-surat, kemudian mempersilahkan saya pergi kembali setelah menyarankan saya memasang Plat Nomor sembari menunggu plat resmi keluar. Sungguh Polisi yang Ramah dan Santun.
Pertemuan Kedua - Bandung
Status : Aman (Peneguran)
Hari itu saya pergi mengantarkan salah seorang teman menuju ke tempat tinggal nya di wilayah Terminal ledeng (setiabudhi). Sampai akhirnya saya dihentikan oleh salah seorang petugas kepolisian yang sedang mengatur lalu lintas yang cukup padat di daerah tersebut karena melihat sepeda motor saya tak disertai TNKB sama sekali. Beliau meminta saya menunjukan surat-surat, lalu membawa saya ke Pos polisi. Terjadi perdebatan (pembicaraan) yang cukup panjang, sampai akhirnya beruntung petugas tersebut mengijinkan saya pergi (Sepertinya lebih Karena Kasihan). Beliau menyarankan, saya seharusnya tidak menggunakan sepeda motor tersebut di jalan raya, apalagi sampai keluar kota. Selain itu dia juga menghimbau agar saya segera memasang Plat Nomor, sementara menunggu Plat Nomor (TNKB) resmi keluar.
Pertemuan Ketiga - Bandung
Status : Bermasalah (Tilang)
Masih dalam Plat nomor yang belum terpasang, salah seorang teman meminjam sepeda motor yang saya miliki. Nasib Apes, di sekitar kawasan pos polisi sarijadi dia dihentikan oleh petugas kepolisian karena melihat sepeda motor yang ia naiki tak dipasang TNKB sama sekali. Meskipun sudah dijelaskan bahwa sepeda motor tersebut baru sehingga TNKB resmi belum keluar (dibuktikan dengan surat keterangan), polisi tersebut tetap menyalahkan tidak terpasangnya Plat Nomor di sepeda motor yang bersangkutan. Hingga akhirnya, untuk pertama kalinya sepeda motor yang saya miliki mengakibatkan jatuh tilang.
Belajar dari pertemuan pertama hingga ketiga dengan petugas kepolisian, akhirnya saya menyerah untuk menunggu plat resmi keluar, dan memilih untuk membuat plat sementara di pinggir jalan seperti yang para petugas kepolisian itu sarankan.
Pertemuan Keempat - Indramayu
Status : Aman
Peristiwa ke empat dan kelima merupakan sebuah peristiwa yang terjadi di hari yang sama, yaitu pada sekitar awal desember ketika terjadi operasi besar-besaran di jalan raya (operasi Zebra). Hari itu saya bersama kakak saya sedang dalam perjalanan menuju ke daerah tanggerang, tentunya dengan Plat nomor yang sudah terpasang (Plat Pinggir Jalan), seperti yang dianjurkan oleh polisi-polisi pada pertemuan pertama dan kedua.
Sampai akhirnya saya dihentikan di jalan pantura Indramayu dekat perbatasan subang oleh salah seorang polisi yang bertugas di opersai zebra. Beliau meminta saya menunjukan surat-surat, hingga kemudian dia mempersilahkan saya pergi untuk melanjutkan perjalanan setelah dia selesai memeriksa surat-surat yang saya berikan.
Pertemuan Kelima - Karawang
Status : Bermasalah (Tilang)
Setelah memperoleh status Aman dari petugas kepolisian ketika berada di jalan pantura Indramayu. Akhirnya saya merasa cukup yakin bahwa Surat Keterangan STNK, benar-benar berguna sebagai pengganti (pemberi keterangan) STNK dan Plat resmi yang belum keluar.
Di daerah Karawang kami di hentikan oleh salah satu petugas yang ikut di dalam operasi zebra. Polisi yang menghentikan kami hari itu sangatlah tidak ramah. Dari dialog yang terjadi antara kami bertiga bahkan dia selalu mengeluhkan bagaimana kejamnya petugas kepolisian pada operasi zebra yang menilang dia satu hari sebelumnya di daerah cirebon, hanya karena dia tidak mengenakan sabuk pengaman (Polisi tersebut menilang dia tanpa kompromi). Maka di hari itu pula lah polisi yang tidak ramah tersebut menilang kami tanpa kompromi. Dia tak mau tahu menahu tentang Surat keterangan STNK yang kami berikan. Dengan nada emosi selalu mengatakan, bahwa jika di Indramayu boleh menggunakan surat seperti ini maka gunakanlah motor tersebut hanya di daerah Indramayu saja, jangan pernah di bawa ke daerah ini (Karawang).
Akhirnya di hari itu saya memperoleh Surat tilang berwarna merah, hanya karena STNK dan TNKB resmi belum keluar (meski sudah lebih 5 bulan pembelian). Di dalam Hati hanya bisa pasrah dan mengutuk petugas kepolisian yang menegakkan hukum tanpa kebijaksanaan.
Baca : Kena Tilang di Jalan Soekarno-Hatta Bandung
Kesimpulan dan Saran
- Surat keterangan STNK yang menyatakan bahwa STNK sedang dalam proses pembuatan tidak berlaku untuk semua petugas kepolisian. Jadi jika anda belum memiliki sebuah motor baru tanpa STNK 5 Tahunan dan plat nomor resmi. Sebaiknya anda hanya menggunakan sepeda motor di wilayah penerbitan surat keterangan tersebut.
- Jika TNKB resmi belum keluar, jangan biarkan Plat Nomor sepeda motor anda kosong, isilah dengan plat nomor sementara. Selain untuk mengurangi intensitas peneguran (oleh petugas) juga sebagai pengingat nomor kendaraan jika seandainya anda kehilangan Surat Ketetapan Pajak dan Surat keternagan STNK yang anda miliki.
wah lengkap sekali gan, saya juga bingung nih gan motor baru mau buat cari kerja ini itu, namun kayaknya pengalaman agan di atas benar2 memberikan pencerahan bt saya.
ReplyDeleteYang penting hati hati aja kang. Selalu siaga saat ketemu petugas.^_^
DeleteWah kesuwun gan, sy jg bingung habis bli motor baru rencananya mau dipake bolak balik cirebon indramayu, tp setelah baca pengalaman agan mikir2 lagi... ahaha kesuwun gan pada bae wong dermayu tuku motore ng jatibarang ehehe...
ReplyDeletehahaha.... Sama-sama kang. Sementara mah hati-hati aja di jalan raya. Hindari petugas. ^_^
DeleteYa begitulan kebijakan aneh, hahaha
ReplyDeleteLah bukannya surat jalannya bs dipakai dlm wilayah hukum polda jabar ya? Karawang bandung msh polda jabar kan ya?
ReplyDeleteItu mah polisinya lagi di marahi istri
DeleteKatanya minta cerai soalnya gajinya ga cukup mulu buat biaya istri dan anaknya.
Simplenya PELAMPIASAN
mereun itu ge.. Hehe..
Damai.
Surat keterangan stnk buatnya di bagian apa Om?
DeleteSaya sih dibikinin sama dealer nya kang.. Jadi saya kurang tahu.. Tinggal datang ke polres juga pasti dikasih tahu sama bapak-bapak polisi ^_^
DeleteKalo disini Enga masalah Asal ada Plat sementara. Polisinya udah bisa ngerti.
ReplyDeletenumpang ikut nimbrung gan.. :D
ReplyDeletesy kira adik sy sendirian kmarin punya pengalaman gini. ternyata banyak juga. adik sy kmarin dibeliin motor baru trus sy tanyak bpk sy kapan keluar STNK dan plat nomornya dia bilang nunggu setahun lagu katanya dari dealernya.
trus saya bengong.. :0
Ya elah... lama banget kang setahun...Kalau kata saya mah. Tagih aja setelah 5 bulan, 8 bulan, dan 12 bulan. Inti nya mah kalau gak sering sering ditagih. malah suka lebih lama dari yang di janjiin. Soal nya sama dealer nya gak di urus-urus.
Deletekalau TNKB belum terbit memang lebih baik bikin dulu yang aspal. biasanya STNK 6 bulan udah terbit, untuk pembelian baru dan TNKB terbit bersamaan dengan STNK. kemaren punya saya baru saya ambil pas 1tahun setelah pembelian karena setiap saya tagih STNK dan TNKB belum keluar. jadi pada saat saya mau bayar pajak KB harus ambil dulu di dealer. pada saat dijalan juga ada operasi gabungan, dan ditanyakan STNK dan TNKB asli dari kepolisian, karena masih belum terbit dihimbau untuk mengambil STNK dan TNKB asli ke delaer.
ReplyDeleteNB : operasi tersebut terjadi dikota dimana saya membeli sepeda motor.
kalau di kota sendiri sih sepertinya lebih ramah ya kang.. berarti pas itu gak ditilang kan ya?
Deletesaya di kasih surat tilang langsung plus plat nomer nya pas waktu beli baru.. kira2 kalau ditilang gmna yah kang,?
ReplyDeletedikasih Surat tilang langsung pas beli motor baru?
DeleteHa ha ha ha...bingung y gan...😜?
DeleteTNKB sudah dimakan monyet monyet, lawan saja polisi yang menilang, kalau berani dorong saja dadanya
ReplyDeletejangan takut dijalan sekarang jika ada pada posisi benar
ReplyDeleteMau tanya, cara bikin ompang (pengganti stnk sementara), k mana ya?? Harus gmn gtu?? Makasih..
ReplyDeleteSaya sih belum pernah ngalamin kang. Tapi temen saya yang pernah hilang STNk nya sih dia bikin (STNK Sementara) di polres.
DeleteBTW, maaf kalo saya kurang ngeh,
ReplyDeletePlat Nomor dengan STNK apakah jdinya bersamaan? Lantas, jika demikian motor tanpa STNK karena pengurusan yg ngaret lagi-lagi kita konsumen yang dirugikan. Sudah gatel pengen jalan-jalan eh ga ada STNK :D
Thanks banget kang atas sharingnya. Saya pernah selama satu tahun menggunakan motor tanpa STNK karena hilang dan pajak udah bertahun2 ga dibayarkan (duh) di daerah saya, cuman memang pinter2 nyari celah meski itu motor resmi ada BPKB.
Tetep semangat!!!
Iya kang STNK (5 tahunan) dan Plat nomor jadi nya samaan. maka dari itu kang, kita sebagai konsumen memang dirugikan. Kalau saja peraturannya bisa lebih jelas (dan berlaku seindonesia) itu akan lebih baik. lah ini mah tiap daerah tindakan nya bisa beda.
DeleteGan, kalo buat plat sendiri, nomor polisi nya gimana gan? Apa asalbuat saja, atau bisa di dapat dari mana gitu?
ReplyDeleteketika STNK (5 Tahunan) belum keluar. Biasanya STNK tahunan (Surat ketetapan Pajak) sudah langsung keluar, Nah di SKP itulah ada plat nomor kita. Jadi, , sementara menunggu plat resmi keluar, kita bisa buat plat nomor di pinggir jalan menggunakan nomor di SKP itu.
Deletetapi kan di skp ada tulisan plat masih dalam proses, itu apa gak dicurigai kalau buat plat pinggir jalan?
Deletetrus kalau ditilang di karawang mesti ngambil ke pengadilan di karawang donk kang?
ReplyDeleteIya kang.. saya ke kerawang.Hahaha
DeleteGue di jkrt aj lama....
ReplyDeleteterimakasih gan infonya, sangat membantu sekali. stnk saya keluarnya 1thn y akan datang so aku harus siap2 bikin plat no palsu dulu sptnya hehehehe
ReplyDeleteAne pernah ditilang gara2 bawa surat keterangan kalau bahan STNK habis.
ReplyDeletemungkin pas apes saja ketemu polisi arogan di sekitaran ciracas pasarrebo.
harusnya kalau bahan habis, surat keterangan yang ada stempel polisinya itu cukup sebagai bukti dan tidak kena tilang.
tapi ya mesti sabar, kita hidup di negeri hukum indonesia.
Terimakasih sharingnya sangat bermanfaat. Saya juga baru beli motor baru, dan stnknya baru jadi 14-28 hari kerja berikut plat nomernya. Mudah2an sih nanti juga dikasih surat keterangan pengganti stnk juga. Biar bisa buat plat sementara (saya ga bilang palsu karena niatnya memang bukan memalsukan plat nomer) hihi
ReplyDeleteMas kalo plat nomor sementara nomornya ngasal apa gimana?
ReplyDeleteYa sesuai in aja sama nomor yang di kasih, tertera di STNK sementara atau surat2 lainnya yang dikasih.
DeleteKalo saya ada STNK tapi plat nomor nya belum ada ..
DeleteGimna dong..
Posisi di cikarang mo balik k Indramayu
Berangkat mah aman gda polisi ..
Ntah pulangnya ini..
Lamanya nunggu stnk dan plat nomor lebih lama daripada lamanya produksi motor/ mobil. Aneh tapi nyata di negeri antah berantah
ReplyDeleteAlasan klasiknya bahan baku habis... Hahahaha
DeleteSabar bang... :D
Walaahhhh ane br ketilang minggu kmrn di jkt, mbl baru ane pake plat palsu, diancam mbl dikandangin uda panik ane setor ke bangsat itu 2.5jt
ReplyDeleteMahal banget kang setornya... Emang Gak bawa STNK nya kang kemarin?
Deletekalau gak bawa STNK atau surat keterangan apapun terkait kepemilikan mobil itu. Ya polisi memang berhak melakukan penyitaan kendaraan dengan alasan "Kendaraan Bermotor diduga berasal dari hasil tindak pidana atau digunakan untuk melakukan tindak pidana."
Kalau akang bawa STNK nya, meski plat nomornya bukan plat nomor resmi. Asal plat nomor sesuai dengan di STNK. Polisi gak berhak nyita kendaraan..
Plat n stnk blm jadi om admin, jadi ane asal2an bikin plat. Ketangkep.
DeleteKlo kasus ane gt kendaraan pasti ditahan apa dia gertak aja om? Klo ane ga mau damai trus kendaraan bnr dikandangin gmn kelanjutannya tuh om? Apa biayanya bakalan lbh gede dr saweran ane kmrn?
DeleteSama om, kalau saya malah langsung ditilang bukan teguran yang saya dapat karena tidak memasang TNKB.
ReplyDeleteSebenarnya STNK asli sudah ada om, tapi ya tetap saja saya kena tilang.
Motor saya keluar bulan agustus, sampai hari ini belum keluar TNKB nya.
Saya di tilang di Pasar Cikupa, Tangerang.
Itu namanya agan slalu hoki.. beda am sy... motor baru 3 hari kluar dr dealer.. ada surat jalan juga.. dan tidak jauh2 dr rumah.. tetep aja di kandangin.. apes apes
ReplyDeleteWah... saya turut berduka kang..
DeleteSoalnya itu STNK nya belum keluar ya kang? Jadi cuma ada motor dan surat jalan aja..
kita minta SKP nya atau orang dieler yg langsung kasih bang..dan SKP itu turun ketika motor di serahkan ke konsumen kan??
ReplyDeleteKalau saya, SKP nya turun setelah motor sudah semingguan dirumah kang.. Dealer ko yang ngasih.. Sudah di urus sama mereka. Mereka biasanya punya tanggung jawab sampai STNK juga plat nomor keluar.
DeleteBerarti kita minta dari dealer nya ya kang untuk SKP nya.. atau dealer nya yg ngubungin kita.. soalnya motor dah seminggu tapi SKP BELUM ADA GAN..
DeleteYa kalau dealernya gak ngehubungin.. akang bisa coba tanya langsung ke dealernya... Dealer juga kan dapet SKP dari samsat. Jadi mereka juga nunggu dari sana.
DeleteBerarti bikin surat keterangan sebulan sekali ya? (Karena di surat keterangan ada masa berlaku juga)
ReplyDeletekalau saya sih, surat keterangannya gak ada masa berlakunya.... mungkin karena saat itu lagi zamannya kelangkaan bahan baku pembuatan plat nomor
DeleteSaya baru di tilang hari ini tgl 04 nov 2017 krna TNKB yang saya pasang tidak asli pada Razia zebra. Padahal platnya yang belum keluar sedangkan STNK ASLI SUDAH TERBIT. Oknum polisi pun tidak menoleransi hal tsb. Jadi siapa yang harus d salahkan. Samsat apa pengendara tanpa TNKB ASLI
ReplyDelete